Guru SMP Muhammadiyah 1 Makassar Dalami Ideologi Persyarikatan Lewat Baitul Arqam

BAITUL ARQAM. Peserta dan instruktur foto bersama pada penutupan Baitul Arqam SMP Muhammadiyah 1 Makassar, di Aula SMP Muhammadiyah 1 Makassar, Ahad, 31 Agustus 2025. (ist)

 

-----

Senin, 01 September 2025

 

Guru SMP Muhammadiyah 1 Makassar Dalami Ideologi Persyarikatan Lewat Baitul Arqam

 

MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). SMP Muhammadiyah 1 Makassar menggelar Baitul Arqam pada 30–31 Agustus 2025 sebagai momentum penting untuk memperdalam pemahaman Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) dan Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah (MADM).

Kegiatan ini diharapkan memperkuat ideologi, spiritualitas, dan implementasi nilai-nilai Islam dalam dunia pendidikan.

Kepala Sekolah, Dr Husein Abdul Rahman, menjelaskan bahwa Baitul Arqam ini bertujuan menyelaraskan gerakan persyarikatan dengan ajaran Islam yang murni.

“Pendalaman PHIWM dan Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah menjadi pondasi ideologi yang harus dihayati guru sebagai pendidik dan teladan,” ungkapnya.

Acara yang bertempat di Aula SMP Muhammadiyah 1 Makassar ini secara khusus berfokus pada pendalaman muatan penting dalam Muqaddimah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Muhammadiyah, yang merupakan pondasi ideologi gerakan.

Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah (MADM) ini bukan sekadar pembukaan, melainkan pokok-pokok pikiran yang menjiwai dan melandasi seluruh gerakan Muhammadiyah.

Ketujuh pokok pikiran dalam MADM tersebut mencakup pemahaman tentang Islam sebagai agama yang hakiki, pandangan Muhammadiyah tentang kehidupan, dan tujuan gerakan untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Selain itu, Andi Amri Mansyur, selaku master of training, Baitul Arqam ini juga menggarisbawahi pentingnya penerapan paham agama menurut Muhammadiyah. Hal ini sejalan dengan misi Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang berorientasi pada kemajuan dan pencerahan, yang menekankan pada amal shaleh dan kebermanfaatan bagi sesama.

Pemahaman ini juga mencakup tuntutan ibadah yang benar sesuai ajaran Islam, seperti yang terangkum dalam PHIWM, yang mendorong umat untuk senantiasa berikhtiar dalam kebaikan dan menjauhi kemaksiatan.

Pengayaan materi juga diberikan terkait profil guru Muhammadiyah, yang diharapkan memiliki kepribadian Islami, berintegritas, dan memiliki kompetensi profesional yang tinggi.

Guru Muhammadiyah menurut Dr Panca Nurwahidin selaku salah satu pemateri pada kegiatan ini, menegaskan agar guru menjadi teladan dalam akhlak dan ilmu, serta mampu mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam setiap aspek pengajaran dan bimbingan.

Lebih lanjut, kegiatan ini juga menyentuh aspek revitalisasi pendidikan dalam Muhammadiyah. Revitalisasi ini mencakup peningkatan kualitas implementasi kurikulum, metode pembelajaran yang inovatif, serta pengembangan sumber daya manusia pendidik agar mampu menjawab tantangan zaman dan menghasilkan generasi yang berakhlak mulia dan berpengetahuan luas dengan memuat metode pembelajaran yang berdampak.

Dalam konteks pemahaman Islam, Baitul Arqam ini juga merujuk pada karya-karya ulama besar seperti Buya Hamka, khususnya Tafsir Al-Azhar.

Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka memberikan kedalaman makna dan pemahaman ayat-ayat Al-Qur'an yang relevan dengan kehidupan modern, termasuk dalam isu-isu kepemimpinan dan kemasyarakatan.

Pemahaman mendalam terhadap Al-Qur'an dan Hadis menjadi landasan utama dalam setiap amal usaha Muhammadiyah, termasuk dalam bidang pendidikan.

Kegiatan ini juga secara implisit menyentuh pentingnya menjaga nilai-nilai kesabaran, syukur, ikhlas, dan tawakkal dalam menghadapi berbagai tantangan, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.

Nilai-nilai ini merupakan pilar penting dalam membangun ketahanan spiritual dan mental, serta menjadi bekal dalam menjalankan amanah sebagai pendidik.

Selain itu, dalam konteks yang lebih luas, pemahaman tentang hukum Islam dan penerapannya dalam kehidupan bermasyarakat juga menjadi bagian dari pendalaman ajaran Islam.

Hal ini mencakup upaya pencegahan dan penanggulangan tindak pidana korupsi dalam perspektif hukum pidana dan hukum pidana Islam, yang menekankan pada kejujuran dan integritas.

Pada kesempatan yang sama Dr. Ahmad AC selaku Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Makassar mengharapkan kegiatan Baitul Arqam bagi guru SMP Muhammadiyah 1 Makassar ini merupakan sebuah upaya sistematis untuk memperkuat basis ideologi dan spiritualitas para pendidik, sehingga mereka dapat menjalankan tugasnya dengan lebih baik, mencetak generasi penerus yang unggul, dan berkontribusi dalam kemajuan peradaban Islam melalui Gerakan Muhammadiyah.

“Baitul Arqam ini ditutup pada hari Ahad, tanggal 31 Agustus dengan meluluskan sebanyak 26 peserta yang terdiri atas Guru dan Tenaga Pendidik,” ungkap Syawaluddin Soadiq sebagai instruktur penanggungjawab administrasi dalam kegiatan tersebut. (swl)

 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama