-----
Kamis, 04 Desember 2025
Ratusan Perusahaan
dan Usaha Kecil Ikuti Program Ajakan Industri 2026 di Unhas
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA). Sebanyak 115 perusahaan berbadan PT,
50 CV, dan 175 usaha kecil, termasuk 12 perusahaan milik Universitas Hasanuddin
(Unhas) Makassar mengikuti kegiatan bertajuk “Program Ajakan Industri 2026”, di
Aula Prof. Baharuddin Lopa, Fakultas Hukum, Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar,
Rabu, 03 Desember 2025.
Kegiatan “Program Ajakan Industri 2026” diselenggarakan
oleh Direktorat Hilirisasi dan Kemitraan, Direktorat Jenderal Riset dan
Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek).
Program ini dirancang untuk memperkuat
kolaborasi riset antara perguruan tinggi dengan dunia industri, agar hasil
penelitian dapat dimanfaatkan secara langsung oleh industri dan masyarakat.
Ketua Panitia Dr Asmi Citra Malina SPi MAgr
PhD, yang juga Direktur Inovasi dan Kekayaan Intelektual Unhas, menyampaikan,
kegiatan ini menghadirkan beragam pelaku industri, mulai dari usaha kecil,
menengah, hingga perusahaan besar.
“Forum ini menjadi ruang strategis bagi
para peneliti untuk memperkuat proses hilirisasi melalui kolaborasi riset. Para
pelaku industri dapat menyampaikan kebutuhan secara langsung, membuka peluang
kerja sama dengan perguruan tinggi, sekaligus menyediakan dukungan pendanaan,”
jelas Asmi Citra Malina.
Melalui sinergi ini, diharapkan lahir
kegiatan riset yang tidak hanya memperkuat kapasitas akademik perguruan tinggi,
tetapi juga menghasilkan inovasi yang dapat langsung dimanfaatkan oleh
industri.
Kolaborasi tersebut menjadi landasan
penting untuk mendorong hilirisasi, meningkatkan daya saing, serta menghadirkan
solusi yang relevan bagi kebutuhan dunia usaha.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan,
Pengembangan dan Keuangan Unhas, Prof Subehan, mewakili rektor menyampaikan,
Unhas memiliki kapasitas, jejaring, dan infrastruktur riset yang kuat sehingga
layak menjadi tuan rumah bagi forum kolaborasi industri dan akademisi.
Selama ini, katanya, berbagai perusahaan
telah menjadikan Unhas sebagai tujuan untuk membahas peluang hilirisasi, yang
menunjukkan kepercayaan besar terhadap potensi riset dan inovasi yang dimiliki.
Prof Subehan mengimbau kepada para peserta
untuk dapat memanfaatkan kegiatan ini sebagai ruang strategis memperluas
jejaring sekaligus merancang penelitian kolaboratif yang benar-benar relevan
dengan kebutuhan industri.
Melalui pertemuan ini, para peserta
memiliki kesempatan memahami secara langsung tantangan, serta arah pengembangan
teknologi yang diharapkan pelaku usaha.
“Forum seperti ini sangat penting untuk
memastikan hasil riset tidak berhenti pada tahap dasar, tetapi memiliki jalan
menuju penerapan, komersialisasi, dan pemanfaatan luas. Banyak contoh produk
hilirisasi yang lahir dari ruang akademik, misalnya saja produk inovasi Jagung
Jago Unhas yang telah terhilirisasi kepada masyarakat,” jelas Prof Subehan.
Para peneliti, baik dari Unhas maupun
perguruan tinggi lainnya, memiliki potensi besar yang membutuhkan dukungan
kemitraan untuk mempercepat hilirisasi. Karena itu, Prof Subehan mengatakan,
kegiatan ini menjadi momentum berharga untuk memperkuat sinergi riset dan
mendorong inovasi untuk hilirisasi.
Sulsel Terbanyak Pesertanya
Direktur Hilirisasi dan Kemitraan Ditjen Riset dan Pengembangan Kemdiksaintek, Prof Yos Sunitiyoso, pada kesempatan itu menyampaikan, kegiatan ini merupakan pelaksanaan yang kelima dan tercatat sebagai yang paling banyak pesertanya, menunjukkan tingginya antusiasme dan komitmen berbagai pihak.
“Sebelumnya, rangkaian kegiatan serupa
telah sukses berlangsung di Jakarta, Surabaya, Batam, dan Solo, sebelum
akhirnya mencapai puncak pelaksanaan di Sulawesi Selatan. Kami mengucapkan
terima kasih atas kerja sama dan dukungan semua pihak,” jelas Prof Yos.
Prof Yos juga sekaligus memberikan paparan
materinya mengenai “Sinergi Membangun Negara Melalui Hilirisasi Riset”. Dirinya
menjelaskan, hilirisasi riset menjadi salah satu kunci penting dalam
mempercepat pembangunan nasional.
Sinergi antara perguruan tinggi, industri,
dan pemerintah diperlukan untuk memastikan hasil penelitian tidak berhenti pada
tahap laboratorium, tetapi mampu berkembang menjadi inovasi yang memberi nilai
tambah bagi masyarakat.
Prof Yos menyebutkan, perlunya
mengutamakan riset dan inovasi untuk mengejar dan menanggulangi ketertinggalan
dari negara maju. Untuk menjembatani ketertinggalan tersebut, perlunya
membangun ekosistem riset yang kuat melalui peningkatan keterampilan talenta,
hingga kebijakan inovasi yang adaptif.
“Penguatan kemitraan antara perguruan
tinggi dan industri menjadi langkah konkrit dalam memperkecil inovation gap dan
meningkatkan daya saing nasional. Melalui sinergi yang terbangun, hilirisasi
riset dapat menjadi motor penggerak transformasi ekonomi. Kolaborasi yang
efektif akan menghadirkan inovasi yang aplikatif, memperkuat perekonomian
nasional,” jelas Prof Yos.
Program Ajakan Industri 2026 merupakan
inisiatif kolaboratif antara perguruan tinggi dan dunia industri untuk
menghasilkan solusi teknologi yang dapat langsung dimanfaatkan oleh perusahaan.
Melalui pendanaan bersama pemerintah dan
sektor industri, program ini dirancang untuk mendorong percepatan hilirisasi
hasil riset sehingga teknologi yang dikembangkan dapat segera diterapkan dan
dikomersialisasikan di dunia usaha.
Memasuki tahun kedua pelaksanaannya pada
2026, program ini semakin diperkuat oleh dukungan pendanaan kolaboratif melalui
LPDP. Hal tersebut membuka peluang yang lebih luas bagi perguruan tinggi dan
mitra industri untuk memperluas jangkauan riset sekaligus memberikan manfaat
nyata bagi peningkatan daya saing nasional.
Setelah sambutan, kemudian dilanjutkan
dengan paparan materi narasumber lainnya dalam sesi pleno. Adapun narasumber
yang hadir yaitu Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulsel, H. Ahmadi
Akil SE MM, dan Wakil Ketua Umum KADIN Sulsel serta Tim Pakar Program Ajakan
Industri. (kia)
