Judul Berita yang Ribet


Wartawan kadang-kadang lupa bahwa berita yang dibuat itu sejatinya untuk disajikan kepada pembaca, bukan dipersembahkan kepada “Yang Mulia Raja.”






------


PEDOMAN KARYA
Ahad, 31 Mei 2020


BAHASA


Judul Berita yang Ribet



Sebuah media daring menulis judul berita seperti ini, “Kapolres Takalar AKBP Budi Wahyono Lantik Kompol B. Daeng Mangitung Terima Kenaikan Pangkat Pengabdian.”

Judul berita ini jelas membingungkan pembaca, karena rasanya sangat ribet. Sangat tidak praktis.

Ribet karena terlalu memaksakan memasukkan nama sang Kapolres dan perwira polisi yang menerima kenaikan pangkat. Lengkap pula dengan pangkatnya. Akibatnya, struktur kalimatnya menjadi tumpang tindih.

Di satu sisi, si penulis berita (atau editor) memasukkan kata “LANTIK”, di sisi lain ia juga memasukkan frasa “TERIMA KENAIKAN PANGKAT.”

Padahal judul berita ini bisa disederhanakan menjadi, “Kompol B Daeng Mangitung Terima SK Kenaikan Pangkat dari Kapolres Takalar.”

Jadi tidak perlu dipaksakan menyebut nama dan pangkat sang Kapolres. Juga bisa hilang dengan sendirinya salah satu dari dua kata/frasa yang seharusnya tidak boleh disatukan dalam satu kalimat, yaitu kata “LANTIK” dan frasa “TERIMA KENAIKAN PANGKAT.”

Pembaca tentu saja menginginkan berita yang enak dibaca, ringan, dan pesannya sampai. Berita yang enak dibaca dan ringan tentu saja harus singkat, jelas, dan sederhana.

Mengapa bisa muncul judul berita yang ribet? Tentu saja banyak faktor penyebabnya.

Salah satu di antaranya karena wartawan yang menulis berita kadang-kadang ingin menyenangkan hati orang yang diberitakan (padahal belum tentu juga orang yang diberitakan itu senang).

Wartawan kadang-kadang lupa bahwa berita yang dibuat itu sejatinya untuk disajikan kepada pembaca, bukan dipersembahkan kepada “Yang Mulia Raja.”

Mohon maaf ini hanya curhat seorang pembaca, jangan tersinggung ya, he..he..he..

Ahad, 31 Mei 2020
Asnawin Aminuddin

--------
Artikel terkait:

Judul Berita 

Hilang Satu Huruf 

Jenazah Mendarat 

1 Komentar

Lebih baru Lebih lama